Advertisement
,

Kabupaten Barito Utara Penghasil Guru Penggerak Terbanyak se Kalteng

Selasa, 21 Mei 2024, Mei 21, 2024 WIB Last Updated 2024-06-22T22:31:02Z


Muara Teweh - Kabupaten Barito Utara merupakan penghasil guru penggerak terbanyak se Kalimantan Tengah, bukan hanya secara kuantitas tetapi juga secara kualitas, dimana pemerintah daerah memberikan kepercayaan, memberdayakan guru penggerak tersebut.

 

“Alhamdulillah juga, pada program saat ini telah dilaksanakan tahapan-tahapan pendidikan colon guru penggerak angkatan ke X Kabupaten Barito Utara juga menempati jumlah 50 orang,” kata kadis Pendidikan Syahmiludin A Surapati pada puncak memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang di hadiri Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan drg Dwi Agus Setidjiwati di Aula Dinas Pendidikan, Senin, (20/5/2024).

 

Dan kata dia untuk kalangan pendidik katanya, kualitas dan kemampuan sudah diakui oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah maupun UPT (Unit Peelaksana Teknis) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

 

“Dimana ada beberapa guru di Kabupaten Barito Utara yang mendapatkan apresiasi dan diakui, baik sebagai duta Teknologi Kalteng yang telah mengikuti magang di Thailand dan saat ini dengan pihak SMPN 1 melaksanakan kaji tiru di Bali Denpasar,” ungkapnya.

 

Dikatakan Syahmil panggilan akrabnya, dinilai dari Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Kalteng dalam hal implementasi kurikulum merdeka adalah termasuk yang terbaik di Provinsi Kalimantan Tengah.

 

”Salah satu guru kita diundang secara lansung untuk memberikan Best Paraktisnya yaitu saudara ibu Nurika dari SMPN 9 Muara Teweh membagi banyak hal ke sekolah yang ada di Kalimantan Tengah,” ucap Syahmiludin.   

 

Ia juga mengatakan, dari data yang dirilis oleh Balaai Guru Penggerak (BGP) dan BPMP Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka mencegah kegiatan Buli atau Perundungan yang ada pada sekolah, Kabupaten Barito Utara dinilai cukup bagus dalam hal mengawal tidak terjadinya hal-hal yang dapat mencoreng wajah pendidikan.

 

“Ini ditandai ditingkat SD dan SMP sudah 100 persen berbentuk tim penanganan pencegahan kekerasan yang ada dilingkungan sekolah,” pungkasnya.(rif/red/AF)

 

Iklan

Iklan